Selamat Datang di Website Desa Celep Kec Nguter Kab Sukoharjo | Pelayanan Warga dibuka Setiap Hari Senin - Kamis (08.00-12.00) Jum'at (08.00-11.00) dan Sabtu Libur

Koordinasi Camat Nguter Kepada Jajaran Di Bawahnya

Halaman Kantor Kecamatan Nguter

Kelurahan Celep

Tampilan Gambaran kelurahan Celep

Kelurahan Desa Celep

Balaidesa Celep, Nguter, Sukoharjo,

Kumpul Warga Desa Celep

Pendopo Balaidesa Celep

Upacara Rutin Desa Celep

Balai Desa Celep

Selasa, 28 Februari 2017

Pergi ke Sawah, Warga Gentan Ditemukan Meninggal di Sungai

 Seorang petani, Narto Semito, 75, warga Dukuh Mupusan RT 001/RW 010 Desa Gentan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo ditemukan dalam kondisi meninggal diduga setelah hanyut di sungai sekitar tempat tinggalnya, Selasa (21/2/2017) dini hari.
Wartawan Solopos, Trianto Hery Suryono, melaporkan jasad korban ditemukan sekitar 00.50 WIB oleh keluarga serta warga yang mencari keberadaan pria lanjut usia (lansia) tersebut.
Sebelumnya pada Senin (20/2/2017) sekitar pukul 15.00 WIB, korban pergi ke sawah. Namun sampai pukul 18.00 WIB korban belum pulang ke rumah. Kemudian anak korban mencari di sawah yang berlokasi di Cendono, sebelah utara Desa Toriyo Bendosari, tapi korban tidak diketemukan.
Pencarian pun dilanjutkan dan keluarga menemukan sepeda ontel korban tergeletak di Bok Dung-dung Cendono tapi korban tidak ada di tempat dan diperkirakan hanyut ke sungai. Kemudian anak korban minta tolong warga Mupusan untuk membantu mencari korban.
Kejadian hilangnya korban juga dilaporkan ke Polsek Bendosari. Setelah dilakukan pencarian, sekitar pukul 00.50 wib korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Lokasi penemuan jenazah berjarak kurang lebih 400 meter dari tempat ditemukannya sepeda korban.
Kapolsek Bendosari AKP Zunaidi saat dimintai konfirmasi membenarkan adanya kejadian itu. Menurut dia, berdasarkan hasil pemeriksaan medis oleh dr. Aprilia dari Puskesmas Bendosari terdapat luka sobek pada telinga korban. “Luka pada telinga diperkirakan karena ada gesekan dengan benda-benda yang ada di sungai, tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” ungkap dia.
Dia menambahkan keluarga korban tidak menginginkan autopsi dan sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
Share:

Penambangan Galian C Marak, Warga Bendosari Resah

 Sejumlah warga Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, memprotes maraknya penambangan galian C di daerah mereka. Mereka terancam merugi besar lantaran lahan yang ditanami puluhan pohon jati terancam longsor akibat aktivitas penambangan itu.
Aktivitas tambang galian C di Desa Mertan tersebar di beberapa lokasi. Lokasi penambangan galian C berbatasan langsung dengan kebun jati milik warga setempat. Puluhan pohon jati berusia lebih dari dua tahun terancam mati lantaran sebagian lahan longsor akibat pengerukan penambangan.
Hal ini mengakibatkan keresahan warga setempat terutama para pemilik lahan yang berdekatan dengan lokasi penambangan galian C. Seorang warga Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Jarot Sujarno, mengatakan aktivitas pengerukan tambang galian C berdampak pada longsornya kebun jati.
Sebagian pohon jati di pinggir lokasi penambangan galian C doyong dan terancam tumbang. “Akar pohon jati terpotong saat pengerukan penambangan. Bisa jadi pohon jati bakal tumbang karena sebagian akarnya sudah mati. Ini namanya merusak lingkungan hidup,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (21/2/2017).
Apabila pohon jati tumbang otomatis ia merugi besar. Kendati masih berusia dua tahun, pohon jati mempunyai nilai ekonomis tinggi. Hal ini sangat merugikan para pemilik kebun jati di sekitar area tambang galian C.
Pria yang akrab disapa Jarno ini meminta pemilik atau pengelola tambang galian C membangun talut yang memisahkan area penambangan dengan kebun jati milik warga setempat. ”Saya khawatir jika aktivitas penambangan dibiarkan terus-menerus mengakibatkan tanah kebun jati longsor. Mereka tidak memerhatikan dampak yang ditanggung masyarakat. Mereka hanya mengeruk dan mencari keuntungan pribadi,” papar dia.
Selain kebun jati, aktivitas penambangan galian C memengaruhi jalur pertanian. Imbasnya, para petani terpaksa memutar saat hendak menuju lahan perkebunan. Saking jengkelnya, Jarno mengadu ke aparat kepolisian agar aktivitas penambangan galian C ditertibkan.
“Saya sudah lapor polisi dan dimintai keterangan. Nanti ada mediasi yang difasilitasi kepolisian untuk menyelesaikan permasalahan ini,” tutur dia.
Terpisah, Camat Bendosari, Sukito, tak memungkiri adanya aktivitas penambangan galian C di Desa Mertan, Kecamatan Bendosari. Namun, Sukito belum mengetahui apakah pengelola penambangan galian C sudah mengantongi izin atau belum.
Sejauh ini, izin penambangan bahan galian tak lagi diterbitkan Pemkab Sukoharjo melainkan Pemprov Jateng. Sukito bakal berkoordinasi dengan para pemilik atau pengelola tambang galian C untuk mencari solusi.
“Dua hari lalu, saya melewati area lokasi tambang galian C. Nanti saya kumpulkan pengelola tambang galian C agar aktivitas penambangan tak mengganggu masyarakat,” kata dia.
Share:

12 Anak Terjangkit, DKK Sukoharjo Tetapkan KLB Campak di Wonorejo

 Sebanyak 12 warga yang mayoritas anak bawah lima tahun (balita) di sekitar Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Imam Syuhodo, Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, terjangkit campak.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo pun menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak di sekitar pondok itu.
Informasi yang dihimpun, Jumat (24/2/2017), pada Jumat (3/2/2017) lalu ada empat anak balita yang mayoritas anggota keluarga pengasuh ponpes mengalami demam tinggi dan muncul ruam merah di sekujur tubuhnya. Tiga diantara anak balita diambil sampel darahnya untuk dilakukan uji laboratorium.
Hasilnya, tiga anak balita itu positif terjangkit penyakit campak. Selanjutnya, delapan orang mengalami gejala penyakit campak pada Kamis (23/2/2017). Sebagian penderita merupakan santri ponpes dan sisanya warga yang berdomisili di sekitar ponpes.
“Kami langsung menetapkan KLB penyakit campak lantaran jumlah penderita cukup banyak. Syarat penetapan KLB penyakit campak minimal ada lima penderita di satu lokasi,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) DKK Sukoharjo, Bejo Raharjo, saat ditemui di kantornya, Jumat.
Sampel darah warga yang diduga terjangkit penyakit campak telah dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) di Jogja. “Tahun lalu kami juga menetapkan status KLB penyakit campak di lokasi yang sama. Artinya, ada faktor risiko yang menjadi sumber munculnya penyakit campak,” papar dia.
Bejo menjelaskan faktor risiko adalah kurangnya kepedulian orang tua terhadap pentingnya imunisasi campak bagi anak. “Kami berupaya mengedukasi masyarakat bahwa vaksin imunisasi asli dan aman. Imunisasi campak sangat penting bagi anak karena penyakit yang mudah menular,” ungkap dia
Kepala Puskesmas Polokarto, Bambang Saptono, mengatakan sebagian penderita belum pernah menerima imunisasi campak. Petugas kesehatan bakal menyuluh tentang manfaat imunisasi campak terhadap para santri ponpes maupun masyarakat.
Share:

Senin, 20 Februari 2017

Belasan Warga Gayam Terserang Chikungunya

Belasan warga Dukuh Mojo RT 003/RW 008, Kelurahan Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, terkena penyakit chikungunya.
Penyakit yang ditularkan nyamuk itu menyerang warga sejak dua pekan lalu namun hingga Jumat (17/2/2017) sebagian korban masih terbaring di kasur dan sebagian lainnya sudah sembuh.
Lurah Gayam, Havid Danang, bersama Sekretaris Kelurahan Gayam, Sugeng Setyo, mengadakan inspeksi mendadak (sidak) berbarengan dengan petugas kesehatan Puskesmas Sukoharjo. Mereka juga mengecek angka bebas jentik (ABJ) di wilayah tersebut.
Pantauan Solopos.com di rumah Widodo, 56, salah satu warga yang terkena chikungunya, kondisi pencahayaan rumah minim. Widodo mengaku terserang penyakit chikungunya bersama istrinya, Wagiyem, dan anaknya, Khoirul Anwar, 16.
“Rasanya badan kaku dan sakit di persendian sewaktu bangun tidur. Sulit berjalan. Kali pertama serangan chikungunya dialami Khoirul kemudian saya dan sekarang nyonya [istri]. Nyonya belum bisa berjalan dan tergeletak di kasur,” ucapnya.
Widodo mengatakan sehari sebelumnya sudah bisa berjalan dan aktivitas ringan di rumah setelah berobat ke Puskesmas Sukoharjo. “Anak saya sudah dua hari tidak masuk sekolah karena badannya masih lemas.”
Ketua RT 003, Dukuh Mojo, Syamsu Kamarudin, mengatakan ada belasan warga yang terserang penyakit chikungunya di satu kompleks. “Ada 11 penderita chikungunya di tujuh rumah. Penderita mayoritas satu keluarga. Sebagian sudah sembuh tetapi sebagian lagi masih dalam perawatan. Selain chikungunya, ada beberapa warga yang menderita panas tubuh.”
Dia menegaskan akan menggalakkan kebersihan lingkungan. Minggu (19/2/2017) akan diadakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Syamsu juga menyarankan agar masyarakat tidak membangun bak mandi permanen tetapi menggunakan ember agar air bak bisa dikuras setiap saat.
Hal senada dikatakan Lurah Gayam, Havid Danang. Didampingi Sekretaris Kelurahan Gayam, Sugeng Setyo, Havid meminta DKK menggencarkan sosialisasi penyakit demam berdarah dan chikungunya.
Havid menyatakan lokasi serangan chikungunya tak jauh dari Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo. “Kami menilai kesadaran kebersihan lingkungan warga Mojo masih kurang sehingga sarang nyamuk ada di mana-mana. Kami mendorong peran aktif masyarakat ikut membersihkan lingkungan agar terhindar dari penyakit.”
Sementara itu, Petugas Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2) Puskesmas Sukoharjo, Puji Rahayu, menjelaskan pengecekan jentik dua hari lalu hasilnya 50%. “Minimal ABJ 95% tetapi di Mojo ABJ-nya 50% sehingga jentik nyamuk ditemukan di sarang-sarang nyamuk. Penyakit chikungunya itu berdampingan dengan penyakit demam berdarah karena nyamuknya sama hanya berbeda virus,” jelasnya.
Puji menilai lingkungan dan kesadaran masyarakat menjadi faktor penentu merebaknya penyakit chikungunya. “Kami berharap masyarakat sadar akan 3M [menguras, menutup, dan mengubur] barang bekas yang tidak terpakai lagi.”
Share:

Jual Sepeda Motor Teman, Warga Baki Ditangkap Polisi

Tim Resmob Polres Sukoharjo dan Polsek Kartasura menangkap pelaku tindak pidana penipuan dan penggelapan sepeda sepeda motor, Irka Kristiyanto alias Londo, 28.
Warga Dukuh Ngluyu, Desa Mancasan, Kecamatan Baki, Sukoharjo, ini ditangkap pada 27 Januari 2017 saat menongkrong. Londo ditahan dan dijerat Pasal 378 jo 372 KUHP dengan ancaman penjara empat tahun.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Ruminio Ardano, didampingi Kasatreskrim Polres Sukoharjo, AKP Dwi Haryadi, kepada wartawan, Sabtu (18/2/2017), menjelaskan Londo sudah diincar polisi sejak peristiwa dugaan penipuan dilaporkan polisi pada 15 Desember 2016. Korbannya adalah Fauzan Ismail, warga Grogol, Sukoharjo. Fauzan merupakan teman Londo.
“Empat anggota [polisi] menangkap tersangka Irka setelah mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa Irka di Kartasura,” katanya.
Kapolres menyatakan sesuai hasil pemeriksaan sementara Londo menjual sepeda motor matic Honda Vario berpelat nomor AD 3668 OQ milik Fauzan. Kasatreskrim menambahkan peristiwa penipuan terjadi di warung makan di Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.
“Keduanya [pelaku dan korban] berboncengan datang ke sebuah warung makan. Keduanya beristirahat di warung tersebut dan tak berselang lama tersangka meminjam sepeda motor korban,” ujar Kasat Reskrim.
Kasatreskrim mengatakan waktu itu tersangka beralasan akan menjemput temannya bernama Beo lalu meminjam sepeda motor Fauzan. “Korban menunggu empat jam di warung tersebut tetapi tersangka tidak datang. Nomor handphone pelaku dicoba dihubungi tetapi tidak aktif. Akhirnya korban berinisitif mengajak tetangganya mengantar ke rumah pelaku. Korban menunggu dua hari tetapi pelaku tak datang sehingga melaporkannya ke polisi.”
Hasil penyelidikan dalam waktu sebulan lebih polisi mengendus keberadaan pelaku dan menangkapnya di Kartasura. “Sepeda motor korban dijual senilai Rp700.000. Hasilnya sudah digunakan untuk foya-foya dan kebutuhan pribadi. Penyidik masih mengembangkan pemeriksaan tersangka,” jelas dia.
Share:

Air Genangi Jalan Raya Telukan Sukoharjo, Simpang Empat Jl. Ciu Macet

Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Sukoharjo mengakibatkan genangan air di sepanjang jalan raya Telukan dan kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo. Kondisi ini mengganggu arus lalu lintas yang melewati ruas jalan yang menghubungkan Solo-Sukoharjo-Wonogiri.
Pantauan Solopos.com, Minggu (19/2/2017), genangan air di jalan raya Telukan mulai dari selatan Jembatan Bacem hingga depan Kantor Bulog Telukan muncul sekitar pukul 15.00 WIB. Ketinggian genangan air sekitar 10-15 cn. Alhasil, para pengguna jalan hanya bisa berjalan pelan lantaran tingginya genangan air yang merendam ruas jalan.
Sebagian besar kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan itu adalah kendaraan berat dan mobil. Hanya beberapa sepeda motor yang berani menerobos genangan air yang menutup jalan raya Telukan. Bahkan, kemacetan sempat terjadi di Simpang Empat Jl. Ciu lantaran kendaraan bermotor berjalam merambat. Ahmad, seorang pengguna jalan asal Desa Kwarasan, Kecamatan Grogol, mengatakan biasanya genangan air hanya muncul di depan Pasar Telukan saat terjadi hujan. Kali ini, genangan air meluas di sepanjang jalan raya Telukan karena tingginya intensitas hujan.
“Simpang Empat Jl Ciu tak pernah tergenang air. Lha kok sekarang tergenang air saat terjadi hujan. Mungkin saking derasnya hujan yang turun,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu.
Tingginya genangan air juga terjadi di Jl. Jenderal Sudirman. Ruas jalan protokol di Sukoharjo itu kerap tergenang air akibat luapan saluran irigasi sekunder Colo Timur saat turun hujan lebat selama berjam-jam. Namun, Ahmad tak mengetahui penyebab munculnya genangan air di jalan raya Telukan.
“Apakah karena saluran drainase kurang berfungsi atau ada penyebab lainnya. Apabila saluran drainase tak berfungsi mestinya segera diperbaiki agar genangan air tak kembali muncul,” papar dia.
Hal senada diungkapkan Arifin, pengguna jalan asal Banjarsari, Kota Solo. Dia mengaku kaget saat melewati jalan raya Telukan lantaran tingginya genangan air. Arifin memilih berhenti dan berteduh di emperan toko karena tak mau mengambil risiko motornya macet saat menerobos genangan air.
Arifin meminta agar instansi terkait mencari penyebab utama munculnya genangan air yang merendam ruas jalan. “Kalau tak segera ditindaklanjuti saya yakin bakal muncul genangan air setiap turun hujan. Hal ini bisa mengganggu pengguna jalan,” kata dia.
Share:

Lokasi

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

LOGO SUKOHARJO

LOGO SUKOHARJO

Link Terkait

Link Terkait
SOLOPOS

STMIK SINAR NUSANTARA

Total Tayangan Halaman